Senin, 18 April 2022

Aritmatika Sosial Kelas 7

 Pada materi semester genap di kelas 7 kita akan mempelajari materi yang salah satunya adalah Aritmatika Sosial. 


Nilai Keseluruhan dan Nilai Per-Unit

Nilai per unit adalah harga satuan dari suatu barang. Nilai perunit dapat kita hitung dengan rumus:

Nilai keseluruhan adalah harga dari seluruh barang. Nilai keseluruhan dan Nilai Sebagian dapat kita hitung dengan rumus:





Nilai keseluruhan = Banyaknya unit × Nilai perunit
Nilai Sebagian = Banyak sebagian unit × Nilai perunit


Contoh soal:

Budi membeli satu lusin pensil. Ia membayar dengan 3 lembar uang sepuluh ribuan dan mendapat uang kembalian sebesar Rp3.000,00.

a) tentukan harga pembelian seluruhnya;

b) tentukan harga pembelian tiap pensil;

c) jika Budi hanya membeli 8 buah pensil, berapakah ia harus membayar?

Penyelesaian:

a) Misalkan harga pembelian = HB, maka

HB = 3 x Rp 10.000,00 – Rp 3.000,00

HB = Rp 30.000,00 – Rp 3.000,00

HB = Rp27.000,00

Jadi, harga pembelian seluruhnya adalah Rp27.000,00.

b) Harga untuk satu pensil

= Rp 27.000,00./12

= Rp 2.250,00

Jadi, harga tiap pensil itu adalah Rp 2.250,00.

c) Harga untuk 8 pensil

= 8 x Rp 2.250,00

= Rp 18.000,00

Jadi, harga untuk 8 pensil adalah Rp 18.000,00.

Harga Penjualan, Laba, dan Rugi

Dalam dunia jual beli, tentunya yang namanya laba (untung) dan rugi adalah sebuah hal yang sangat wajar. Laba dan rugi ini bergantung pada harga pembelian dan penjualan. Lalu, bagaimanakan seorang penjual mengerti apakah dagangannya mengalami laba atau rugi?

Jadi, suatu perdagangan menghasilkan laba jika harga penjualan lebih dari harga pembelian. Jadi bisa dirumuskan bahwa:



Dan, suatu perdagangan mengalami kerugian jika harga penjualan kurang dari harga pembelian. Jadi bisa dirumuskan bahwa:
Laba = Harga jual – Harga beliRugi = Harga beli – Harga jual


Contoh soal:

Steven membeli tas sekolah dengan harga Rp75.000,00. Ia memperbaiki tas nya yang berlubang ke penjahit itu dengan biaya Rp15.000,00. Kemudian tasnya dijual lagi dengan harga Rp100.000,00. Berapakah laba yang diperoleh Steven?

Jawab:

Harga pembelian pada soal di atas meliputi harga awal tas dan ongkos perbaikan

= Rp75.000,00 + Rp15.000,00

= Rp90.000,00



Harga penjualan = Rp100.000,00

Laba = penjualan – pembelian

Laba = Rp100.000,00 – Rp90.000,00 = Rp10.000,00

Jadi, Steven memperoleh laba Rp10.000,00.



Persentase Aritmatika Sosial
Persentase Laba dan Rugi

Untuk mengetahui performa dari penjualan, biasanya para pedagang akan menghitung persentase laba dan juga rugi.

Untuk rumus persentase laba dan rugi yaitu:
Persentase laba atau rugi = (laba atau rugi)/(harga pembelian ) x 100%


Contoh soal:

Terdapat seorang pedagang jagung yang membeli 1 ton jagung seharga Rp 9.150.000. Kemudian jagung tersebut akan dijual kembali dengan harga Rp 9.500 per kg.

Untuk menjual jagung itu, si pedagang tersebut harus menyediakan plastik sebagai pembungkus dengan harga Rp 67.000.

Tentukanlah berapa laba dan rugi penjual jagung tersebut?

Jawab:

Harga beli jagung per kg = Harga beli jagung + Plastik pembungkus

= Rp 9.150.000 + Rp 67.000

= Rp 9.217.000/ton

= Rp 9.217/kg

Harga jual per kg = Rp 9.500/kg

Harga jual lebih tinggi daripada harga beli, sehingga pedagang jagung tersebut mengalami laba atau untung.

Laba = Rp 9.500 – Rp 9.217

= Rp 283/kg = Rp 283.000/ton

Persentase laba = Rp 283/ Rp 9.217 x 100%

= 3.07%


Persentase Keuntungan

Persentase keuntungan ini bisa digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari sebuah penjualan dengan nilai model yang sudah dikeluarkan.

Rumus untuk mencari persentase keuntungan yaitu:

PU = (U x 100% ) : HB

Keterangan:

PU : Persentase Untung

U : Untung

HB : Harga beli

Contoh:

Bapak Dadang membeli sepeda road bike bekas seharga Rp. 4.000.000,-. Satu minggu berikutnya sepeda road bike tersebut dijual kembali dengan harga Rp. 4.250.000.

Maka, hitunglah persentase keuntungan yang diperoleh Bapak Dadang dari hasil menjual sepeda road bike nya!

Jawab:

Diketahui:

Harga Beli (HB) = Rp. 4.000.000,-

Harga Jual (HJ) = Rp. 4.200.000,-

Ditanyakan Persentase Keuntungan (PU)…?

Penyelesaian:

U = HJ – HB

U = Rp. 4.200.000 – Rp. 4.000.000,-

U = Rp. 200.000

Besar keuntungan Bapak Dadang yaitu Rp. 200.000, sehingga persentase keuntungannya adalah:

PU = (U x 100%) : HB

PU = (200.000 x 100%) : 4.000.000

PU = 20.000.000 : 4.000.000 = 5%

Sehingga, persentase keuntungan yang diperoleh Bapak Dadang dari hasil menjual sepeda road bike nya adalah sebesar 5%.

Persentase Kerugian

Menghitung persentase kerugian adalah untuk mengetahui kerugian dari sebuah penjualan pada nilai modal yang sudah dikeluarkan.

Rumus untuk mencari persentase kerugian adalah:

PR = ( R x 100% ) : HB

Keterangan:

PR : Persentase Rugi

R : Rugi

HB : Harga Beli

Contoh soal:

Pak Hadi membeli sebuah motor bekas seharga Rp. 40.000.000,-. Satu tahun berikutnya motor tersebut dijual kembali seharga Rp. 36.000.000,-.

Hitunglah persentase kerugian Pak Hadi dari hasil penjualan motor tersebut!

Jawab:

Diketahui:

Harga Beli (HB) = Rp. 40.000.000,-

Harga Jual (HJ) = Rp. 36.000.000,-

Ditanyakan Persentase Kerugian (PR)…?

Penyelesaian:

R = HB – HJ

R = Rp. 40.000.000 – Rp. 36.000.000,-

R = Rp. 4.000.000

Besar kerugian Pak Hadi yaitu Rp. 4.000.000, sehingga persentase kerugiannya adalah:

PR = (R x 100%) : HB

PR = (4.000.000 x 100%) : 40.000.000

PU = 400.000.000 : 40.000.000 = 10%

Sehingga persentase kerugian dari Pak Hadi dari hasil menjual motornya adalah sebesar 10%.

Menghitung Harga Pembelian dan Penjualan

Jika kamu ingin memulai usaha, entah itu menjual apapun seperti katakanlah kamu ingin membuka usaha jual beli laptop. Terkadang kamu membeli laptop dari tempat yang Anda percayakan dan menjualnya pada toko Anda,begitupun juga sebaliknya. Dari kegiatan jual beli tersebut, kamu mungkin tidak selamanya mengalami keuntungan, ada juga saatnya menerima kerugian.

Seperti katakanlah ada orang yang menjual laptopnya kepada kamu, dan kamu membelinya dengan harga 1 juta, kemudian bisa jadi entah kenapa harga pasaran dari laptop tersebut turun dan mengakibatkan kamu mengalami kerugian karena mau tidak mau, harga yang kamu  patok adalah harga pasaran yang saat itu beredar, katakanlah harga yang awalnya 1 juta harus turun di angka 800 ribu.

Prinsip ekonomi itu sederhana, modal yang sekecil-kecilnya dan mendapatkan untung yang sebesar-besarnya.

Untuk mengehtahui apakah kamu mendaptkan keuntungan atau malah rugi pada bisnismu, hitung-hitungan mengenai harga pembelian dan harga penjualan sangatlah penting.

1. Harga Pembelian

Penjual dikatakan rugi jika harga penjualan lebih rendah dari harga pembelian. Jika mengalami kerugian:

Harga Pembelian = Harga Penjualan + Rugi

Penjual dikatakan untung jika harga penjualan lebih tinggi dari harga pembelian. Jika mendapatkan keuntungan:

Harga Pembelian = Harga Penjualan – Untung

2. Harga Penjualan

Penjualan bisa dikatakan mendapatkan keuntungan, untuk perhitungan harga penjualan adalah sebagai berikut:

Harga Pembelian = Harga Penjualan – Untung

Penjualan juga tidak selamanya untung, ada juga kerugian. Untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

Harga Penjualan = Harga Pembelian – Rugi

  • Contoh soal 1:

Sebuah toko alat tulis menjual 40 crayon dengan memperoleh hasil penjualan Rp 280.000,00. Ternyata toko tersebut mengalami kerugian Rp 30.000,00. Berapa harga pembelian tiap barang tersebut?

Penyelesaian soal

Diketahui:

Harga jual = Rp 280.000,00

Rugi          = Rp   30.000,00

Harga Pembelian = Harga Penjualan + Rugi

Harga pembelian = Rp 280.000,00 + Rp 30.000,00 = Rp 310.000,00

 

Harga pembelian tiap barang = Rp 310.000,00 : 40 = Rp 7.750,00

  • Contoh soal 2:

Harga pembelian suatu barang adalah Rp 75.000,00. Setelah dijual kembali ternyata mendapat keuntungan Rp 15.000,00. Tentukan harga penjualan barang tersebut!

Penyelesaian soal

Diketahui:

Harga beli = Rp 75.000,00

Untung     = Rp  15.000,00

Harga Penjualan = Harga Pembelian + Untung

Harga penjualan = Rp 75.000,00 + Rp 15.000,00 = Rp 90.000,00

Rabat, Bruto, Tara, dan Neto Aritmatika Sosial

Pernahkah kamu berbelanja di supermarket dan menemukan ada sebuah promosi berupa diskon? Biasanya, diskon (rabat) ini berbentuk persen. Istilah rabat mungkin jarang sekali kamu ketahui. Jadi, untuk potongan harga yang bisa disebut rabat adalah istilah diskon yang ada pada barang grosiran, agen, dan pengecer pada konsumen.

Cara menghitung besarnya diskon yang diberikan adalah dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Diskon = Harga Pembelian x % Diskon

Sedangkan cara menghitung uang yang harus dibayarkan jika mendapat diskon adalah dengan menggunakan persamaan berikut:

Uang dibayarkan = Harga Pembelian – Diskon

Atau boleh juga menggunakan persamaan berikut:

Uang yang dibayarkan = Harga Pembelian – (Harga Pembelian x % Diskon)

Oke, agar lebih jelas tentang diskon, perhatikan contoh soal berikut:

  • Sapto membeli satu lusin pensil warna di supermarket. Dalam pensil warna tersebut tersebut tertera harga pensil warna tersebut Rp. 36.000,00. Tetapi setelah membayarnya di kasir, Sapto hanya membayar Rp. 32.400,00. Berapa % Sapto mendapat potongan harga (diskon)?

Penyelesaian:

Diketahui:

Harga beli = Rp. 36.000

Uang dibayarkan = Rp. 32.400

Ditanyakan: % diskon= ..?

Jawab:

Terlebih dahulu kita cari berapa harga diskon yang diberikan oleh supermarket:

Diskon = Harga Pembelian – Uang yang dibayarkan

Diskon = Rp. 36.000 – Rp. 32.400

Diskon = Rp. 3.600

Langkah selanjutnya adalah mencari berapa % diskon yang diberikan oleh supermarket tersebut

% Diskon = (Diskon / Harga Pembelian) x 100%

% Diskon = (Rp. 3.600 / Rp. 36.000) x 100%

% Diskon = 0,1 x 100%

% Diskon = 10%

Jadi, Sapto dalam membeli satu lusin pensil warna tersebut mendapat diskon sebesar 10 %

Contoh soal:

Misalnya pak Iwan menerima kiriman beras dari pasar induk sebanyak 10 karung. Pada tiap karung beras tersebut tertera tulisan netto 100 kg. Setelah dilakukan penimbangan ternyata massa beras beserta karungnya 102 kg. Lho kok bisa bertambah massa beras tersebut? Apakah terjadi kesalahan dalam menimbang beras tersebut?

Ternyata tidak, massa beras beserta karungnya merupakan massa kotor atau bruto, sedangkan massa beras tanpa karungnya merupakan massa bersih atau netto, dan massa karung itu sendiri merupakan tara. Jadi kalau dituliskan dalam rumus:

Bruto = Netto + Tara

Rabat

Rabat adalah tipe tunjangan yang diberikan kepada pelanggan atas barang yang dibeli sebagai pengurang harga katalog dan kepada penilai untuk pembayaran pajak atau kepada penyewa untuk pembayaran sewa untuk jumlah yang dibayarkan lebih berasal dari jumlah yang wajib dibayar.

Bruto, Tara, dan Neto

Bruto adalah berat kotor, yaitu berat suatu barang beserta dengan tempatnya. Jadi, jika kamu terkadang memakan snack dengan tulisan berat 50 gram, maka itu adalah bruto.

Netto adalah berat bersih, yaitu berat suatu barang setelah dikurangi dengan tempatnya.

Tara adalah potongan berat, yaitu berat tempat suatu barang.

Pajak dan Bunga Tabungan

Pajak dan bunga tabungan, mungkin keuda hal ini masih asing bagi kamu yang masih duduk di bangku kelas 7 SMP. Namun,tidak ada salahnya bukan jika kamu mengerti apa itu pajak dan bunga tahunan?

Pajak

Perpajakan merupakan kontribusi yang mesti dilaksanakan mesti pajak dan merupakan perihal yang perlu bagi entrepreneur untuk memicu perencanaan pajak baik bagi bisnis maupun perseorangan.

Bunga Tabungan

Ini adalah salah satu yang mungkin sekali kamu akan temui jika kamu membuat sebuah kartu debit pada bank. Suku bunga kredit merupakan harga tertentu yang harus dibayarkan nasabah kepada bank sebagai balas jasa atas utang yang diperoleh. Sementara, suku bunga tabungan adalah jumlah tertentu yang dibayarkan oleh bank kepada nasabah sebagai balas jasa atas simpanan yang dilakukannya.

Kalian dapat mempelajarinya melalui buku siswa yang dapat anda download di Buku siswa Matematika kelas 7 semester Genap 

0 komentar:

Posting Komentar

Kalam Allah